Keledai Nasrudin jatuh sakit. Maka ia meminjam seekor kuda kepada tetangganya. Kuda itu besar dan kuat serta kencang larinya. Begitu Nasrudin menaikinya, ia langsung melesat secepat kilat, sementara Nasrudin berpegangan di atasnya, ketakutan.
Nasrudin mencoba membelokkan arah kuda. Tapi sia-sia. Kuda itu berlari lebih kencang lagi.
Beberapa teman Nasrudin sedang bekerja di ladang ketika melihat Nasrudin melaju kencang di atas kuda. Mengira sedang ada sesuatu yang penting, mereka berteriak,
“Ada apa Nasrudin? Ke mana engkau pergi? Mengapa terburu-buru?”
Nasrudin balas berteriak, “Saya tidak tahu! Binatang ini tidak mengatakannya kepadaku!”
~~~
(Copas dari www.kisah.web.id)
wkwkwk...
^__^
Cerita ini salah satu favorit buat saya.
Sama seperti yang dialami mullah Nasruddin ini, kadangkala saat saya panik dan terburu-buru, saya justru kesana kemari tak tentu arah. Nggak jelas maunya apa. :p mungkin cerita ini bisa jadi pelajaran juga buat saya supaya lebih mengontrol diri. Nggak menunda, tapi juga nggak terburu-buru.
Sebenarnya, akibat menunda itu yang kemungkinan besar jadi bikin kita buru-buru. pikirannya cuma satu kalo udah gitu:
Hmm... Berat ya (buat nggak nunda ataupun buat nggak terburu-buru itu), tapi daripada jadi kayak si kuda.... nggak mauuuu!! >0<
No comments:
Post a Comment