Monday, December 27, 2010

Pantaskah?

Straight to the point.

Saya bingung. Asli, saya bingung! 
Kemarin Indonesia kalah melawan Malaysia.  Banyak yang menerima dengan lapang dada, tapi tidak sedikit juga yang dari awal justru menghujat.  Ada yang menghujat pemain Indonesia payah-lah, ada juga yang menghujat suporter negara tetangga yang curang.
Oke.  Saya paham masalahnya, kesal karena dikalahkan musuh bebuyutan memang berat... :'(  saya juga sedih...

Nah, yang saya tidak mengerti adalah: Jika memang benar Indonesia lebih baik daripada Malaysia, mengapa "sebagian besar" orang Indonesianya justru tidak menunjukkan sikap yang lebih baik pula?  Apakah ini hanya pengakuan belaka? Pengakuan bahwa Indonesia lebih baik daripada Malaysia? (Mohon dipahami, saya tidak mengatakan bahwa Malaysia lebih baik loh ya...)



Saya, sebagai putri Indonesia, merasa sangat-sangat marah saat Malaysia bertingkah.  Sebut saja bahwa banyak dari mereka yang mencuri kekayaan alam Indonesia, banyak dari mereka menganiaya tenaga kerja Indonesia, pemerintah mereka juga suka mengaku sebagai pemilik kekayaan budaya Indonesia.  Ini belum lagi diakumulasikan dengan perlakuan lain yang semena-mena yang pernah melukai hati bangsa Indonesia.  Hal lain yang membuat saya marah adalah seringnya blogger Malaysia yang mengatai Indonesia sebagai "Indon S*al".

Tapi, pertanyaan saya, wajarkah bila kita balik memanggil mereka dengan perkataan yang buruk pula, "Maling S*al" misalnya??

Bukankah itu berarti kita tidak lebih baik daripada mereka?
Mengapa kita yang mengaku sebagai bangsa yang bermartabat, harus melakukan hal yang tidak bermartabat hanya gara-gara dikatain kita tidak bermartabat?
Mengapa kita tidak melihat ke dalam, merunut latar belakang mengapa mereka bisa sangat meremehkan bangsa kita?

Saya pernah baca di salah satu situs Malaysia yang menjelek-jelekkan Indonesia.  Dan saya marah, sungguh marah.  Terlalu marahnya sampai-sampai ingin menangis melihat tulisan mereka.  Saya marah, tapi hati kecil saya bergejolak, bertanya sampai sekarang, mengapa mereka sampai benar-benar membenci kita?  Apa sebenarnya kesalahan kita?

Sampai di sini, saya merenung... Kesalahan... ya, kesalahan kita...

Entah bagaimana pendapat teman-teman yang lain, tapi saya pribadi sebenarnya pun muak dengan hal-hal yang terjadi di negeri saya.  Saya cinta Indonesia, tapi muak dengan hal-hal yang terjadi di dalamnya!
Tanpa mengeneralisasi pekerjaan yang saya sebut di sini, tapi ... Pejabat korup, politisi busuk, kriminalisasi lembaga hukum, aparat hukum yang kepar*t, pegawai negeri yang nakal, pedagang yang menipu timbangan dan mutu dan pajak, artis yang mesum, lesbian dan homo, pelajar yang mencontek.... astagfirullah!! Benar-benar menguras hati...

Banyak memang bukan berarti semua, tapi banyak artinya tidak sedikit!

Yang paling saya sedihkan adalah penanaman hal yang salah tersebut sebagai hal yang lumrah bagi generasi muda...  Mencontek, narkoba dan free sex merupakan hal biasa bagi mereka saat ini...
Mau jadi apa Indonesia kalau generasi mudanya hancur dan bobrok dari dalam? Apakah pantas menyalahkan kepada orang luar yang membenci kita? APAKAH KARENA WAJAH BURUK LALU CERMIN DIBELAH??


Lucu dan miris...
Kita sibuk mengatai bangsa lain sebagai maling, padahal tidak sedikit juga dari bangsa kita yang berperan sebagai maling.  Maling di negeri sendiri...

Stop mengatai bangsa lain karena NASIONALISME TIDAK SAMA DENGAN CHAUVINISME, sobat.  Biarkan saja mereka dengan pendapat buruk mereka tentang kita.  Buktikan saja bahwa kita bermartabat.

That's all...

No comments:

Post a Comment