Tuesday, April 26, 2011

Nikmati Kopinya, Bukan Cangkirnya (Repost)

Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karirnya masing-masing, berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada keluhan tentang stress di pekerjaan dan kehidupan mereka..

Setelah menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan porsi besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis, ada yang terbuat dari porselin, plastik, gelas kristal dan gelas biasa; beberapa di antaranya gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah.  Professor mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya…

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan murah saja.  Meskipun normal bagi kalian untuk menginginkan hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."

"Pastikan bahwa cangkir yang kalian pilih itu tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, kita umumnya hanya memilih cangkir yang lebih mahal, dan dalam beberapa kasus kita memilih cangkir yang menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukan cangkirnya, namun kalian secara tidak sadar mengambil cangkir terbaik menurut kalian dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

Sekarang perhatikan hal ini : hati kita bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi adalah cangkirnya. Sering kali karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, namun kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita.

R e n u n g a n :
  • Kehidupan yang sesungguhnya adalah hati kita.
  • Apakah kita sudah merasa bahagia dan damai?
  • Apakah kita mencintai dan dicintai oleh keluarga, saudara dan teman-teman kita?
  • Apakah kita tidak berpikir buruk tentang orang lain dan tidak gampang marah?
  • Apakah kita sudah sabar, murah hati, bersukacita karena kebenaran, sopan dan tidak egois?
Hanya hati kita dan Tuhan yang tahu.. Namun bila kita ingin menikmati kopi dan bukan cangkirnya, hal-hal yang tidak semarak ini harus lebih mengendalikan kita ketimbang hal-hal semarak seperti pekerjaan, uang dan posisi kita.

Sumber: MKD Community ( MANAJEMEN KUALITAS DIRI )

>>> Renungan berat buat saya pribadi... >.<

No comments:

Post a Comment